TIM BERBAGI INFORMASI
Rabu, 25 Oktober 2017
MODUL 4 MANAJEMEN KEADAAN DARURAT (EMERGENCY MANAGEMENT) DAN ARSIP VITAL
KEGIATAN BELAJAR
2
TAHAPAN KEGIATAN
DALAM MANAJEMEN EADAAN DARURAT (EMERGENCY MANAGEMENT)
A.TAHAP
PENCEGAHAN (PREVENTION)
1.Melaksanakan Proses Manajemen Resiko. Kegiatan ini meliputi analisis
resiko dan asesmen resiko.
a.Analisis resiko, merupakan proses mengidentifikasi kemungkinan
resiko kehilangan, kerusakan dan ancaman terhadap arsip dan informasi.
b.Penilaian resiko, merupakan proses mengidentifikasi resiko yang ada
terhadap arsip yang meliputi kegiatan:
1.
evaluasi keamanan dan
pengawasan fisik dan penilaian terhadap ancaman yang potensial terhadap arsip
dan informasi.
2.
survei menentukan letak
pengamanan dan pengawasan serta melindungi arsip dari bahaya.
3.
mengindentifikasi dan
merekomendasikan pengamanan dan pengawasan
4.
melaksanakan pengamanan dan pengawasan
untuk melindungi arsip vital.
2.Analisis Dampak Terhadap Organisasi
Analisis Dampak
Terhadap Organisasi yang meliputi indentifikasi proses dampak fungsi-fungsi
organisasi yang kritis dan menentukan maksimal kehilangan arsip yang dapat
ditoleransi dalam kasus dampak negatif yang begitu besar. Dampak akibat bencana
diukur sebagai berikut:
0
= tidak ada dampak
1
=dampak sedang karena operasional hanya terganggu 8 jam
2
=kerusakan fasilitas (8-48 jam)
3
=kerusakan besar terhadap fasilitas, peralatan arsip
yang mengganggu operasianal selama 8-48 jam.
3.Rancangan Pencegahan Bencana
Merupakan pencegahan
bencana, dilaksanakan untuk mencegah bencana serta meminimalisir kerugian
akibat bencana.Meliputi :
a.
Training pegawai
b.
Pemeriksaan gedung
c.
Melaksanakan program pengamanan
B.Tahap Persiapan (Preparation)
1.Membentuk Tim, sebaiknya terdirid ari semua level yang mewakili semua
fungsi organisasi.
2.Mempertimbangkan Biaya Yang Dibutuhkan untuk kegiatan manajemen
keadaan darurat.
3.Menentukan Strategi Tindakan (respons), terkait dengan apa yang
dilakukan oleh organisasi, siapa bertanggungjawab dan terhadap apa, siapa
menghubungi siapa. Oleh karena itu perlu adanya simulasi.
4.Menentukan Strategi Pemulihan (recovery) dalam rangka pemulihan
operasional organisasi dengan melakukan persiapan: pemeriksaan kerusakan,
menghubungi vendor untuk perbaikan arsip, restorasi arsip.
5.Mengumpulkan Data. Tim memerlukan data dan informasi yang diperlukan
untuk keperluan preparation.
6.Mengembangakan Rancangan Manajemen Keadaaan Darurat, berupa rancangan
tertulis yang disahkan oleh pimpinan.
C.Tahap Tindakan (Response)
1.Pengenalan Terhadap Bencana, hal ini dapat dilakukan dengan
pendidikan dan pelatihan guna mengenali dan menghindari bencana, serta tindakan
apa selanjutnya.
2.Menghubungi Pihak Terkait, bencana yang sudah diditeksi, maka perlu
segera melapor ke pihak terkait.
3.Melaksanakan Rencana Yang Sudah Dibuat, tim segera bertindak untuk
menghadapi bencana.
4.Penilaian Kerusakan, penilaian kerusakan awal (IDA,initial danage assessment) dalam 2 x 24
jam perlu segera disusun agar dapat dilakukan pemulihan.
5.Keamanan (security), perlu memperketat pengamanan aset perusahaan
agar tidak dimanfaatkan oleh fihak-fihak yang tidak bertanggungjawab.
6.Contingency (kegiatan yang mungkin dapat dilakukan). Rancangan
keadaan darurat meliputi contogency, misalnya perlu dicarikan lokasi alternatif
jika lokasi semula tidak dapat memfungsikan organisasi.
D.Tahap Pemulihan
(Recovery)
1.Penilaian Kerusakan, merupakan penilaian kerusakan awal yang
dilanjutkan dengan perkiraan kerusakan secara menyeluruh.
2.Stabilisasi
Teknik dan cara
pencegahan kerusakan tergantung jenis dan besar bencana.
a.
Teknik pencegahan dapat dilakukan antara lain:
1.
Mengurangi temperatur dan kelembaban dan memberi
sirkulasi udara agar lokasi bencana tidak ditumbuhi jamur sehingga tidak
merusak mikrofilm dan magnetic media lainya.
2.
Memindahkan puing
3.
Isolasi barang-barang
4.
Isolasi komputre/ LAN yang terinfeksi virus sehingga
tidak menyebar kemana-mana.
5.
Membasmi serangga.
b.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memindahkan arsip :
1.
Arsip basah dalam boks, dipindahkan bersama boksnya
2.
Memindahkan arsip bersama tempatnya/filing cabinet
3.
Pisahkan arsip berdasarkan media
4.
Arsip film dan mikrofilm yang basah pindahkan dalam
keadaan basah bersama tempat plastiknya namun dengan menggunakan air bersih
5.
Pindahkan yang vital dahulu
6.
Gunakan label yang tahan air
3.Penyelamatan (salvage), harus dilakukan sesuai prosedur. Untuk
penyelamatan arsip harus sesuai dengan tipe bencana dan mesia arsip.Beberapa
teknik dan prosedur penyelamatan arsip yang dapat dilakukan :
1.
Arsip Kertas
a.
Akibat kebakaran caranya biarkan stabil walaupun
menghitam karena terbakar
b.
Akibat air (banjir,pipa bocor, tsunami)
1.Teknik freezing : menempatkan arsip
kedalam cold storage untuk menormalkan material kertas dan dapat mengontrol
pertumbuhan jamur
2.Vacum drying : menguapkan air pada
suhu 32F
3.Air drying : untuk arsip basah dalam
jumlah air sedikit
c.
Akibat serangga caranya dengan mengalihkan kedalam
bentuk microfilm
d.
Akibat bahan kimia caranya dengan alih media
2.
Microfilm, Negatif film, dan photograph
a.
Akibat air : membiarkan tetap basah dengan mengganti
air bersih kemudian dikirim ke laboratorium khusus menanganinya, jika negatif
film basah maka masukan dalam plastik dan segera ditangani pihak ahli tidak
lebih dari 3 hari.
1.
Media magnetic
a.
Akibat kebakaran :tehnik pemadaman kebakaran untuk
arsip magnetic dapat menggunakan karbondioksida, gas balon atau air.
b.
Akibat air : keringkan satu persatu menggunakan tangan
kemudian simpan dalam suhu dan temperatur normal selama 48 jam.
4.Restorasi (perbaikan), perlu ada tindakan perbaikan terhadap aset
organisasi, baik bangunan dan arsip. Arsip elektronik perlu diduplikasi. Perlu
relokasi sementara jika lokasi awal tidak memungkinkan untuk berjalannya
organisasi.
5.Memulai Kembali Kegiatan, bila situasi kritis berlalu dan kondisi
telah stabil, maka kegiatan organisasi perlu segera dijalankan.Langkah-langkah
memulai kembali kegiatan :
a.
Pembersihan gedung
b.
Penempatan kembali perabot
c.
Memilah, mengatur dan mengindeks arsip yang selamat
d.
Penempatan dan penyimpanan arsip yang selamat.
Senin, 23 Oktober 2017
RESUME MAKUL METODE PENELITIAN PERPUSTAKAAN MODUL 6 KEGIATAN BELAJAR 2
Kegiatan belajar 2
Validitas,
Reliabilitas, Variabel penelitian, dan Definisi operasional
A.
VALIDITAS
Validitas
mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen/ alat ukur
dapat digunakan untuk mengukur variabel/objek penelitian. Skala pengukur
dinyatakan valid jika skala tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur sesuai tujuan penelitian. Misalnya, skala nominal yang
bersifat nonparametrik dan dapat digunakan untuk mengukur mengukur variabel
nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik.
Ada
3(Tiga) tipe Validitas yaitu :
1.
Validitas
isi
Validitas
isi adalah kemampuan instrumen/alat ukur penelitian agar dapat mengukur apa
yang harus diukur.
2.
Validitas
konstruk
Validitas
konstruk adalah kesanggupan instrumen/alat ukur penelitian dapat mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya.
3.
Validitas
kriteria
Validitas
kriteria adalah kesanggupan instrumen /alat ukur penelitian dapat memprediksi
kriteria tertentu yang diinginkan dalam penelitian.
B.
RELIABILITAS
Reliabilitas
menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran
tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan
hasilnya.
C.
HUBUNGAN
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Sebuah
alat ukur/instrumen penelitian diusahakan mempunyai validitas dan reabilitas
yang tinggi. Sebagai contoh sebuah timbangan yang sudah ditera, dapat digunakan
untuk menimbang berat, bukan untuk mengukur panjang. Timbangan dikatakan
reliabel apabila sebuah benda ditimbang oleh orang yang berlainan dan waktu
yang berbeda tetap menghasilkan berat yang sama.
D.
VARIABEL
PEBELITIAN
Dalam
penelitian ilmiah dikenal istilah variabel bebas dan variabel terikat. Definisi
variabel bebas dan variabel terikat diturunkan dari rumus matematik, variabel
bebas diberi lambang X dan variabel terikat diberi lambang Y.
Variabel
bebas adalah variabel penyebab, dapat dimanipulasi oleh peneliti dan variabel
yang memprediksi varibel terikat. Variabel terikat adalah variabel akibat,
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan merupakan variabel yang diprediksi dari
variabel bebas.
Pada
variabel penelitian ini terdapat 3
(Tiga) jenis hubunag antar variabel :
1.
Hubungan
simetris
Variabel
dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak
disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya.
2.
Hubungan
Asimetris
Dalam
analisa-analisa sosial terdapat hhubungan asimetris ketika satu variabel dapat
mempengaruhi variabel yang lainnya.
3.
Hubungan
tibal balik
Hubungan
timbal balik antara dua variabel terjadi apabila satu variabel dapat menjadi
sebab dan juga akibat dari variabel lainnya. Suatu saat variabel X mempengaruhi
variabel Y, pada waktu yang lain variabel Y dapat mempengaruhi variabel X.
E.
DEFINISI
OPERASIONAL
Definisi operasional
merujuk pada suatu konstruk atau variabel dengan aktivitas atau cara yang
dipergunakan untuk mengukurnya. Definisi operasional adalah petunjuk tetang
bagaimana suatu variabel diukur (apa yang diukur, alat ukur, cara mengukur,
skala ukuran).
Minggu, 22 Oktober 2017
RESUME MAKUL METODE PENELITIAN PERPUSTAKAAN MODUL 6 KEGIATAN BELAJAR 1
PENGUKURAN VARIABEL
Kegiatan Belajar 1
Variabel, Atribut,
Nilai, dan skala Pengukuran
A.
KONSEP
Konsep
dalam kaitannya dengan penelitian ilmiah adalah generalisasi dari sekelompok
fenomena tertentu sehingga dapat dipakai untuk mengambarkan berbagai fenomena alam
yang diteliti.
Beberapa
contoh konsep dalam kehidupan sehari-hari: konsep kelas; konsep pustakawan;
konsep badan; konsep perilaku menyimpang; konsep energi, dan lain-lain.
B.
KONSTRUK
Konstruk
adalah konsep yang diadopsi untuk kepentingan atau tujuan ilmu pengetahuan
tertentu, didefinisikan dan dispesifikasikan sehingga dapat diobservasi dan
diukur. Sebagai contoh kelas dokumen perpustakaan adalah sebuah konsep, tetapi
dalam konstuk inmu pengetahuan, kelas dokumen dimasukan dalam sebuah teori dan
dihubungkan dengan berbagai cara ke dalam konstruk lain.
C.
VARIABEL
Variabel
adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, dijadikan objek peneliti,
diobservasi, dimanipulasi dan dikontrol oleh peneliti. Variabel merupakan
simbol dimana seorang peneliti memperolah hasil pengukuran atau nilai
pengukuran.
Terdapat
beberapa istilah dalam variabel yang kita kenal yaitu :
1.
Variabel
dikotomi adalah variabel yang hanya mempunyai dua nilai pengukur.
Seperti
: pria-wanita; baik-buruk dll.
2.
Variabel
palitomi adalah variabel yang mempunyai lebih dari dua nilai pengukuran
Seperti
: PNS-TNI-Polri-Swasta, kelas 100-200-300-400 dan seterusnya.
3.
Variabel
dekrit adalah variabel yang hasil pengukurannya bersifat utuh atau tidak
mempunyai pecahan, dinyatakan dalam satuan dan mempunyai hasil perhitungan.
Contoh
jumlah anak : 1 anak, 2 anak dan seterusnya.
4.
Variabel
kontinu adalah variabel yang hasil pengukurannya dapat bernilai pecahan.
Contoh
tinggi badan : 165,5 cm; 173,4 cm dan seterusnya.
D.
ATRIBUT
Atribut
adalah sifat yang diberikan kepada variabel sehingga mempunyai arti tertentu
dan dapat dilakukan pengukuran/observasi sesuai kaidah-kaidah penelitian
ilmiah.
E.
NILAI
PENGUKURAN
Nilai
pengukuran variabel merujuk pada nilai yang diberikan kepada atribut variabel
penilaian nilai pengukuran menjelaskan hubungan antara nilai-nilai yang
diberikan tersebut, dan penting untuk membantu membuat keputusan bagaimana
mengintepretasikan data dan cara analisis statistik yang cocok digunakan.
F.
SKALA
PENGUKURAN
Pengkukuran
adalah suatu proses sistematik dalam menilai dan membedakan suatu objek yang
diukur. Dalam penelitian ilmiah pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi
atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Ada
empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam analisis
statistika yaitu:
1.
Skala
Nominal
Skala
pengukuran nominal adalah skala yang digunakan untuk mengukur variasi nominal.
2.
Skala
Ordinal
Skala
pengukuran ordinal adalah skala yang digunakan untuk mengukur variabel ordinal.
3.
Skala
interval
Skala
pengukuran interval adalah skala yang digunakan untuk mengukur variabel
interval.
4.
Skala
Rasio
Skala
pengukuran rasio adalah skala yang digunakan untuk mengukur variabel rasio,
mempunyai sifat paling tinggi, dan semua karakteristik skala nominal, ordinal
dan skala interval ditambah denga sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak.
Minggu, 27 November 2016
RESUME MODUL 5 PENGANTAR ILMU PERPUSTAKAAN PUST2227 KB. 1 DAN KB 2
Modul 5:
KATALOGISASI
PENGERTIAN
}Katalogisasi adalah pembuatan katalog.
}Katalogisasi berasal dr bahasa Belanda catalogiseren.
}Katalog adalah daftar materi perpustakaan yg disusun menurut cara tertentu yg ada disebuah perpustakaan.
}Katalog berasal dr bhs Belanda catalog, bhs Inggris catalogue dan frase Yunani katalogos.
PERBEDAAN : KATALOG PERPUSTAKAAN, BIBLIOGRAFI & KATALOG PENERBIT
Katalog perpustakaan
-memiliki ruang lingkup yg terbatas pada sebuah perpustakaan saja -Dapat berfungsi sbg bibliografi dan sbg inventaris dokumen sebuah perpustakaan sekaligus sbg sarana temu balik
-Tujuan utamanya membantu pemakai perpustakaan memperoleh dokumen seefisien mungkin
BIBLIOGRAFI
vMerupakan daftar buku serta materi perpustakaan lainnya mengenai sebuah subjek atau lebih dengan tidak memandang lokasinya.
vMerupakan daftar dokumen yg disusun mnt aturan tertentu serta tdk terbatas pd koleksi tertentu
vBibliografi tdk dapat berfungsi sbg katalog
vBerfungsi sebagai inventaris belaka
Katalog penerbit
vKatalog penerbit artinya daftar buku/materi perpustakaan atau daftar publikasi yg diterbitkan oleh penerbit.
vBerfungsi sebagai inventaris belaka
BENTUK FISIK KATALOG
Bentuk Katalog :
1.Buku (page catalogue/book catalogue)
-katalog yg tersusun dalam 1 buku
Keuntungan: mudah digunakan, dpt dibawa kemana-mana, digandakan dg mudah.
Kerugian: sekali dijilid mk katalog buku mjd usang krn tambahan baru tdk dpt disisipkan ke entri yg sdh ada.
2.Katalog berkas/album (sheaf catalogue)
-Mrp kumpulan kartu katalog yg dijilid menjadi satu mirip dg buku atau album.
Keuntungan: mudah digunakan, pemakai dpt mengguna-kan katalog berkas yg berbeda-beda, & tambahan entri dpt disisipkan dg cara membongkar kartu yg ada. Kerugian: setiap kali ada penambahan hrs membongkar berkas, & cenderung mudah hilang krn bentuknya lebih kecil dr pd katalog buku.
3.Kartu
à Mrp katalog yg terbuat dr kartu berukuran 7,5 X 12,5 cm, dg ketebalan 0,025 cm dan disusun dlm laci yg mrp bagian dr sebuah lemari katalog.
Keuntungan: mudah digunakan, entri baru mudah disisipkan tanpa kesulitan, dpt digandakan & dikirmkan ke perpustakaan lain.
Kerugian: bila mutunya rendahmudah sobek, dan kadang-kadang pemakai mencabut dr laci.
4.Katalog dalam Mikrofilm
5.Katalog dalam pita magnetik
6.Katalog dalam cakram magnetis
7.Katalog dalam komputer
TUJUAN KATALOG
Menurut Cutter tujuan atau obyek katalog adalah:
1.Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yg diketahui:
a.Pengarangnya
b.Judulnya
c.Subjeknya
2.Menunjukkan buku yg dimilki perpustakaan:
a.Oleh Pengarang tertentu
b.Berdasarkan subjek tertentu
c.Dalam jenis literatur tertentu
3.Membantu dlm pemilihan buku:
a.Berdasarkan edisinya
b.Berdasarkan karakternya PENGTETIKAN KATALOG KARTU
}Pada OPAC (Online Public Access Catalogue) ada katalog yg berwujud kartu, ada pula dalam format Machine Readable Catalogue (MARC).
}Pengetikan kartu katalog terdapat 3 indensi, artinya jarak yg telah ditentukan dr bag tepi kiri kartu tempat elemen pengkatalogan diletakkan.
Ada 3 indensi, yaitu indensi pertama biasanya berjarak 8 ketukan dr tepi kiri, indensi kedua 12 ketukan & indensi ketiga 15 ketukan.
Nomor panggil diketik 2 ketukan dr tepi kiri kartu pd baris ketiga dr atas. Entri utama dimulai pd garis keempat dr tepi atas pd indensi pertama. Judul diketik dibawah entri utama pd indensi kedua, jk lebih dr 1 baris maka bagian berikutnya dimulai pd brs berikutnya dimulai pd indensi pertama.
üSetiap daera dipisahkan tanda (.--). Keterangan fisik dimulai pd baris berikutnya dibwh ket judul, dimulai pd indensi kedua, bila lebih dr 1 baris bag berikutnya dimulai pd indensi pertama.
üCatatan selalu dipisahkan 2 brs dr ket fisik, dimulai pd indensi kedua, jk lebih dr 1 brs bag berikutnya dimulai pd indensi pertama.
üJejakan dimulai pd indensi pertama, dipisahkan 2 brs dr catatan (jk ada), bila tdk dipisahkan 4 baris dr ket fisik.
üEntri utama yg ditetapkan pd judul, krn karya tanpa pengarang atau karya editorial dimulai pd indensi kedua, selanjutnya disusun bagian lainnya dimulai pd indensi ketiga yg dikenal sbg (Indensi tergantung)
SUSUNAN KATALOG DI PERPUSTAKAAN
1.Katalog abjad
a.Katalog pengarang
b.Katalog judul
c.Katalog subjek
d.Katalog susunan kamus (dictionary catalogue)
2.Katalog berkelas (classed catalog atau classified catalogue)
3.Alphabetico-classed catalogue
4.Katalog terbagi (divided catalogue) 1. KATALOG ABJAD
}Katalog pengarang terdiri dr entri pengarang yg disusun menurut abjad, yg memberikan informasi mengenai karya seorang pengarang yg dimiliki perpustakaan termasuk editor, compiler, ilustrator, & penerjemah.
}Katalog judul mrp entri judul disusun mnt abjad.
}Katalog subjek mrp entri subjek disusun menurut abjad.
}Katalog susunan kamus mrp katalog yg mencakup semua entri dlm satu jajaran. Katalog pengarang, judul & subjek dijadikan satu dlm sebuah urutan. 2. KATALOG BERKELAS
}Mrp katalog dg entri subjek disusun mnt sebuah bagan klasifikasi.
}Sebenarnya mrp sebuah katalog subjek krn semua subjek disusun mnt ketentuan klasifikasi
}Untuk membantu pemakai mencari karya seorang pengarang atau judul, maka ada tiga jajaran dlm katalog berkelas :
1. jajaran mnt bagan klasifikasi
2. jajaran indeks subjek disusun mnt abjad
3. jajaran pengarang & judul, disusun mnt abjad
3. Katalog terbagi
Terdapat 2 jajaran utama, yaitu jajaran subjek disusun mnt abjad serta gabungan pengarang dan judul disusun mnt abjad.
DAFTAR PENGERAKAN (SHELF LIST)
}Shelf list adl katalog buku sesuai dg susunan buku di rak.
}Setiap judul diwakili dlm kartu rak (shelf card) memuat semua data bibliografis.
}Pada kartu rak disebutkan nomor induk masing2 buku (bilamana di rak tdp lebih dr 1 eksemplar serta ket tambahan spt harga.
}Kartu ini dpt digunakan sbg kartu inventaris & biasanya disimpan di ruang pustakawan.
}Ciri utama self list ialah selalu ada nomor induk buku. KATALOG DALAM FORMAT MESIN
}Dikembangkan format bernama Machine Readable Catalogue (MARC).
}Cantuman katalog dlm format MARC dimasukkan ke komputer kemudian diekspor ke komputer lain
}Ada beberapa variasi pengembangan MARC antara lain UNI MARC, Malaysia à MALMARC, Singapura à SINGMARC, Thailand à THAIMARC, Indonesia à INDOMARC.
}Bila antar perpustakaan ingin melakukan tukar menukar cantuman katalog dg perpustakaan asing maka harus memformat ulang ke UNIMARC.
}UNIMARC sesuai dg International Standars Organisation (ISO) 2709, yaitu standar internasional utk pertukaran cantuman bibliografis dlm bentuk pita magnetik.
PEDOMAN DESKRIPSI
}Pedoman deskripsi yg digunakan adl International Standar (for) Bibliographical Description (ISBD) yg disusun oleh IFLA
}Peraturan yg mencakup deskripsi & penentuan tajuk à Anglo-American Cataloguing Rules second revision (AACR2rev)
}Adapun ISBD utk masing2 jenis materi perpustakaan:
1.ISBD (M)-Monograf à buku, pamflet & lembaran tercetak
2.ISBD (Cartographic Materials) Ã materi kartografi
3.ISBD (MS) Ã manuskrip/naskah yg ditulis tangan
4.ISBD (Music) Ã Musik
5.ISBD (Sound Recording) Ã rekaman suara
6.ISBD (Motion Pictures and Videorecording) Ã gambar hidup & rekaman hidup
7.ISBD Graphic Materials à materi grafis
8.ISBD (Electronic Resources) Ã sumber elektronik
9.ISBD (Three-Dimensional Artefacs and Realia) Ã artifak & realia tiga dimensi
10.ISBD (Microforms) Ã bentuk mikro
11.ISBD (CR) Ã continuing resources / terbitan berseri
ORGANISASI DESKRIPSI
Deskripsi dibagi menjadi 8 daerah sbb:
}Daerah 1 Judul & pernyataan penanggung jawab
}Daerah 2 Edisi
}Daerah 3 Daerah rincian spesifik materi/jenis publikasi
}Daerah 4 kete, distribusi
}Daerah 5 Deskripsi fisik
}Daerah 6 Seri
}Daerah 7 Catatan
}Daerah 8 Nomor Standar & syarat ketersediaan
PENENTUAN TAJUK ENTRI UTAMA
}Pedoman yg digunakan adl AACR2r 1998 yg terbagi atas 2 bag, yaitu bag pertama mengatur deskripsi berbagai jenis materi perpustakaan, & bag kedua mengatur tajuk, judul seragam & rujukan.
}Untuk Indonesia tersedia Pedoman penentuan tajuk entri yg dibuat oleh Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI) serta sdh mjd Standar Nasional Indonesia, yaitu SNI 1948-1990 D.
PERATURAN PENENTUAN TAJUK ENTRI UTAMA
1. Jenis Pengarang
}Kepengarangan person
Konsep kepengarangan (authorship) dlm pengkatalogan sejajar dg kepanditan (scholarly) di dunia Barat.
Judul secara tradisional mrp elemen utama dlm identifikasi bibliografis di dunia timur. Sebaliknya di dunia barat lebih mementingkan kekaryaan pengarang sesuai dg tradisi Yunani-Romawi.
}Badan Korporasi
Kepengarangan badan korporasi menunjukkan bahwa pengarang sebuah karya adl badan korporasi. Peraturan British Museum Catalogue mrp peraturan pengkatalogan pertama yg membahas entri badan korporasi.
PERATURAN PENENTUAN TAJUK ENTRI UTAMA
1. Jenis Pengarang
}Kepengarangan person
Konsep kepengarangan (authorship) dlm pengkatalogan sejajar dg kepanditan (scholarly) di dunia Barat.
Judul secara tradisional mrp elemen utama dlm identifikasi bibliografis di dunia timur. Sebaliknya di dunia barat lebih mementingkan kekaryaan pengarang sesuai dg tradisi Yunani-Romawi.
}Badan Korporasi Kepengarangan badan korporasi menunjukkan bahwa pengarang sebuah karya adl badan korporasi. Peraturan British Museum Catalogue mrp peraturan pengkatalogan pertama yg membahas entri badan korporasi.
2. Peraturan Pemilihan Tajuk
a)Karya Pengarang Tunggal
Ialah karya yg disusun atau dikarang oleh seorang pengarang. Bila suatu karya, kumpulan atau pilihaan karya disusun oleh seorang meskipun ada redaktur atau dikumpulkan oleh orang lain maka tajuk ditentukan pada penyusun tersebut.
b)Karya Pengarang Ganda
Ialah karya oleh dua orang atau lebih, yg bersama-sama menciptakan suatu karya yg dpt berupa: 1)karya bersama, 2)karya kumpulan, atau 3)karya komposit.
1.Karya oleh dua orang pengarang ganda dg pengarang utama
à tajuk ditentukan pd pengarang utama, sdg entri tambahan pd pengarang kedua. Karya oleh tiga orang pengarang
}Tajuk ditentukan pada pengarang yg namanya disebut pertama kali pada halaman judul.
}Entri tambahan dibuat dari 2 pengarang lainnya.
3.Karya oleh lebih dr tiga orang
}Tajuk ditentukan pada judul karya.
}Entri tambahan dibuat dari nama pengarang yg pertama kali disebut.
c)Karya redaktur
}Hanya karya pengarang ganda terdiri dr 3 pengarang & berada di bawah pimpinan seorang redaktur
1)Karya redaktur berjudul kolektif à tajuk ditentukan pd judul karya, entri tambahan pd redaktur
2)Karya redaktur tidak berjudul kolektif à tajuk ditentukan pd pengarang yg pertama kali disebut pada halaman judul bila ada; atau pd judul yg pertama bila ada; atau pd judul karya yg pertama kali disebut pd halaman judul
3)Karya redaktur berupa karya berjilid à tajuk ditentukan pada judul kolektif bila ada; atau pada pengarang karya yg pertama kali disebut pd hal judul jilid pertaul kolektifma bila ada; atau pd judul yg pertama kali disebut pd halaman judul jilid pertama. d) Karya campuran
}Bila beberapa pengarang menyumbangkan kecendekiaan atau isi artistik pd suatu karya, dg fungsi yg berbeda-beda (penerjemah, penyadur, penggubah, pewawancara, kerjasama artis pengarang naskah) maka sifat kepengarangannnya adalah campuran.
1)Terjemahan à tajuk ditentukan pd pengarang asli
2)Saduran à jika suatu karya ditulis dlm gaya sastra yg berbeda mis. (ringkasan, parafrase, karya untuk anak) atau dlm bentuk sastra yg berbeda (mis dibuat dlm bentuk drama) à tajuk ditentukan pd penyadur atau penggubah, bukan pd pengarang aslinya. Bila penyadur atau penggubah tdk diketahui maka tajuk ditentukan pada judul. Entri tambahan dibuat pd pengarang asli.
3)Hasil kerjasama à tajuk ditentukan pd nama yg pertama kali disebut pd halaman judul, entri tambahan dibuat pd pengarang asli.
4)Karya kerjasama beberapa pengarang à bila suatu karya mrp hasil kerjasama antara beberapa pengarang dg fungsi berbeda-beda, dan salah satu peranan terlihat lebih besar drpd peranan yg lain, mis antara org yg diwawancarai & pewawancara maka tajuk ditentukan pd org yg diwawancarai, entri tambahan dibuat pd pewawancara.
5)Laporan suatu badn à tajuk ditentukan pd badan korporasi, entri tambahan dibuat pd nama pejabat, ttp utk karya mengenai suatu badan tajuk ditentukan pd pengarangnya. e) Karya anonim
}Adalah karya yg tdk diketahui pengarangnya ataupun nama pengarangnya tdk jelas.
}Tajuk ditentukan pd judul karya
3. Peraturan penentuan khusus utk nama2 Indonesia
a.Umum
Bagi pengarang yg menggunakan lebih dr satu bagian nama dlm karyanya maka kata utama ditentukan pd ag nama yg terakhir diikuti dg bag nama yg lainnya.
b.Perkecualian
•Nama dg unsur nama di, el, nan, dsb à dianggap sbg satu kesatuan nama.
•Nama yg kadang-kadang ditulis terpisah dan kadang-kadang disatukan à tajuk ditentukan pd nama yg disatukan
•Nama yg berakhir dg inisial atau singkatan à kata utama ditentukan pd bag pertama dr nama dg tdk mengubah urutannya.
•Nama yg memuat gelar tradisi à kata utama ditentukan pd bag nama sesudah kata gelar Daeng, Datuk, Sutan, dsb.
Rabu, 23 November 2016
CONTOH TUGAS 1 PENGEMBANGAN KOLEKSI
1. Coba Anda jelaskan, mengapa sebuah perpustakaan sebaiknya mempunyai
kebijakan pengembangan koleksi yang tertulis ?
2. a.Coba Anda jelaskan tentang beberapa pandangan dalam membangun koleksi
perpustakan?
b.Menurut Anda pandangan yang mana yang sesuai untuk perpustakaan yang
Anda kelola ?
3. Apakah setiap alat bantu seleksi dapat digunakan untuk melakukan seleksi
pada sebuah perpustakaan ? jelaskan jawaban Anda!!
Jawaban
1. Setiap tipe perpustakaan melayani kelompok pemakai dengan ciri-ciri tertentu, sehingga diperlukan perencanaan yang matang, jasa-jasa apa saja yang sesuai dengan kebutuhan pemakai perpustakaan tersebut. Perencanaan tersebut akan berhasil jika didasarkan atas pengetahuan yang cukup mendalam mengenai masyarakat yang harus dilayani. Istilah yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan pemakai (needs analysis). Analisis kebutuhan pemakai ini bermanfaat sekali tetapi memekan waktu dan biaya yang besar. Untuk itu perlu perencanaan yang matang dengan mendapatkan siapa yang melakukan analisis, informasi apa saja yang diperlukan, metode apa yang digunakan dalam pengumpulan data, dan untuk apa data digunakan.
2. A. Pandangan-pandangan dalam membangun koleksi perpustakaan:
· Pandangan tradisional: mengutamakan nilai intrinsik Bahan Pustaka, perpustakaan dipandang sebagai tempat melestarikan warisan budaya dan sarana mencerdaskan masyarakat (mengutamakan bahan pustaka bermutu).
· Pandangan liberal: mengutamakan popularitas, mengutamakan bahan pustaka banyak disukai dan banyak dibaca(mengikuti selera masyarakat).
· Pandangan pluralistik: mencari keseimbangan antara pandangan tradisional dan liberal.
b. Menurut, saya pandangan yang sesuai adalah pandangan pluralistik karena di daerah saya masyarakatnya sangat beragam. Jadi selaku pustakawan harus bisa menyeimbangkan kebutuhan antar pengguna yang tidak sama kebutuhannya.
Tidak semua alat bantu seleksi dapat digunakan untuk melakukan seleksi pada sebuah perpustakaan karena beberapa perpustakaan hanya menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Misalnya perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tidak menyediakan koleksi buku tentang teknik atau ilmu alam. Sehingga alat bantu seleksinya pun disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
3. Alat bantu seleksi yang berperan paling penting dalam proses seleksi adalah tinjauan buku karena pustakawan tidak mungkin melihat sendiri semua judul baru untuk dievaluasi, jumlah buku lain yang terbit setiap tahun terlalu banyak untuk dibaca dan dievaluasi, perpustakaan jarang mempunyai spesialis subjek dalam semua bidang subjek yang diwakili dalam koleksinya dan melalui tinjauan buku dapat diperoleh penilaian dari pakar subjek
Selasa, 22 November 2016
CONTOH SOAL TUGAS 1 PENGANTAR ILMU PERPUSTAKAAN PUST2227
TUGAS 1
1.Apa yang dimaksud dengan tugas pustakawan yang bersifat profesional dan nonprofessional ; Jelaskan jawaban Anda dan berikan contohnya.
Yang dimaksud Tugas Pustakawan Profesional adalah pustakawan yang memiliki kompetensi untuk mengerjakan tugas-tugas perpustakaan yang memerlukan pendekatan ilmiah yang sistematis berkaitan dengan misi perpustakaan dan memiliki bekal akademik tentang ilmu yang berhubungan dengan
perpustakaan.
Pustakawan profesional mempunyai :
1. Kompetensi profesional menyangkut pengetahuan yang dimiliki pustakawan khusus dalam bidang sumberdaya informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan riset, serta kemampuan untuk menggunakan bidang pengetahuan sebagai basis dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi.
2. Kompetensi personal adalah keterampilan atau keahlian, sikap dan nilai yang memungkinkan pustakawan bekerja secara efisien, menjadi komunikator yang baik, selalu mempunyai semangat untuk terus belajar sepanjang karirnya, dapat mendemonstrasikan nilai tambah atas karyanya, dan selalu dapat bertahan dalam dunia kerja yang baru.
Pustakawan profesional harus memiliki potensi berikut ini :
(1) mempunyai pengetahuan atas isi sumber daya informasi, termasuk kemampuan mengevaluasi,
(2) memiliki pengetahuan subjek khusus yang cocok dan diperlukan oleh organisasi induk atau pengguna jasa,
(3) mengembangkan dan mengelola jasa informasi yang nyaman, mudah diakses dan murah (cost effective) sejalan dengan arahan strategi organisasi,
(4) menyediakan pedoman (Prosedur Operasional Standar/SOP) dan dukungan untuk pengguna jasa dalam mengkaji kebutuhan informasi dan nilai tambah jasa informasi serta produk yang memenuhi kebutuhan,
(5) menggunakan teknologi informasi yang sesuai untuk mengadakan, mengorganisasikan dan mendiseminasikan informasi,
(6) menghasilkan produk informasi khusus untuk digunakan di dalam maupun di luar organisasi atau oleh pengguna perorangan,
(7) mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan melakukan kajian yang berhubungan dengan permasalahan manajemen informasi,
(8) meningkatkan jasa informasisecara berkelanjutan untuk menjawab tantangan danperkembangan,
(9) merupakan anggota dan tim manajemensenior atau konsultan bagi organisasi tentang isu informasi.
Dalam peraturan pustakawan profesional sekurang-kurangnya harus berijazah formal minimal
D2 Perpustakaan atau Strata 1 (S-1) perpustakaan, atau bidang lain ditambah pelatihan penyetaraan atau pelatihan perpustakaan setara 728 jam atau menurut peraturan perundang-undangan.
Contoh tugas- tugas tenaga professional perpustakaan
Tugas-tugas profesional pustakawan di bidna administrasi meliputi: mengkaitkan perputakaan dengan minat dan kebutuhan informasi, berkonsultasi dengan pejabat lembaga induk, menyusun perencanaan, memprakarsai kegiatan baru merencanakan anggaran dan berbicara dengan pengguna perpustakaan
Tenaga non profesioanal perpustakaan adalah : tenaga yang fungsinya hanya sebatas membatu tenaga profesional perpustakaan tanpa memiliki bekal akademik kejenjang yang khusus mempelajari ilmu perpustakaan / pendidikan formal yang berkompeten di bidangnya.
2. Tenaga non professional perpustakaan terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu :
a. Tenaga teknis perpustakaansekurang-kurangnya harus berpendidikan SLTA ditambah pelatihan teknis perpustakaan minimal 480 jam atau menurut peraturan perundang-undangan.
b. Tenaga pendukung perpustakaan (administrasi)sekurangkurangnya harus berpendidikan SL TP ditambah pelatihan administrasi perpustakaan minimal 100 jam atau menurut peraturan perundang-undangan.
Contoh tugas- tugas tenaga non professional perpustakaan
Sebatas membantu pekerjaan pustakawan profesional
Langganan:
Postingan (Atom)