Rabu, 25 Oktober 2017

MODUL 4 MANAJEMEN KEADAAN DARURAT (EMERGENCY MANAGEMENT) DAN ARSIP VITAL


KEGIATAN BELAJAR 2
TAHAPAN KEGIATAN DALAM MANAJEMEN EADAAN DARURAT (EMERGENCY MANAGEMENT)

A.TAHAP PENCEGAHAN (PREVENTION)
1.Melaksanakan Proses Manajemen Resiko. Kegiatan ini meliputi analisis resiko dan asesmen resiko.
a.Analisis resiko, merupakan proses mengidentifikasi kemungkinan resiko kehilangan, kerusakan dan ancaman terhadap arsip dan informasi.
b.Penilaian resiko, merupakan proses mengidentifikasi resiko yang ada terhadap arsip yang meliputi kegiatan:
1.      evaluasi keamanan dan pengawasan fisik dan penilaian terhadap ancaman yang potensial terhadap arsip dan informasi.
2.      survei menentukan letak pengamanan dan pengawasan serta melindungi arsip dari bahaya.
3.      mengindentifikasi dan merekomendasikan pengamanan dan pengawasan
4.      melaksanakan pengamanan dan pengawasan untuk melindungi arsip vital.
2.Analisis Dampak Terhadap Organisasi
Analisis Dampak Terhadap Organisasi yang meliputi indentifikasi proses dampak fungsi-fungsi organisasi yang kritis dan menentukan maksimal kehilangan arsip yang dapat ditoleransi dalam kasus dampak negatif yang begitu besar. Dampak akibat bencana diukur sebagai berikut:
0        = tidak ada dampak
1        =dampak sedang karena operasional hanya terganggu 8 jam
2        =kerusakan fasilitas (8-48 jam)
3        =kerusakan besar terhadap fasilitas, peralatan arsip yang mengganggu operasianal selama 8-48 jam.
3.Rancangan Pencegahan Bencana
Merupakan pencegahan bencana, dilaksanakan untuk mencegah bencana serta meminimalisir kerugian akibat bencana.Meliputi :
a.       Training pegawai
b.      Pemeriksaan gedung
c.       Melaksanakan program pengamanan

B.Tahap Persiapan (Preparation)
1.Membentuk Tim, sebaiknya terdirid ari semua level yang mewakili semua fungsi organisasi.
2.Mempertimbangkan Biaya Yang Dibutuhkan untuk kegiatan manajemen keadaan darurat.
3.Menentukan Strategi Tindakan (respons), terkait dengan apa yang dilakukan oleh organisasi, siapa bertanggungjawab dan terhadap apa, siapa menghubungi siapa. Oleh karena itu perlu adanya simulasi.
4.Menentukan Strategi Pemulihan (recovery) dalam rangka pemulihan operasional organisasi dengan melakukan persiapan: pemeriksaan kerusakan, menghubungi vendor untuk perbaikan arsip, restorasi arsip.
5.Mengumpulkan Data. Tim memerlukan data dan informasi yang diperlukan untuk keperluan preparation.
6.Mengembangakan Rancangan Manajemen Keadaaan Darurat, berupa rancangan tertulis yang disahkan oleh pimpinan.
C.Tahap Tindakan (Response)
1.Pengenalan Terhadap Bencana, hal ini dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan guna mengenali dan menghindari bencana, serta tindakan apa selanjutnya.
2.Menghubungi Pihak Terkait, bencana yang sudah diditeksi, maka perlu segera melapor ke pihak terkait.
3.Melaksanakan Rencana Yang Sudah Dibuat, tim segera bertindak untuk menghadapi bencana.
4.Penilaian Kerusakan, penilaian kerusakan awal (IDA,initial danage assessment) dalam 2 x 24 jam perlu segera disusun agar dapat dilakukan pemulihan.
5.Keamanan (security), perlu memperketat pengamanan aset perusahaan agar tidak dimanfaatkan oleh fihak-fihak yang tidak bertanggungjawab.
6.Contingency (kegiatan yang mungkin dapat dilakukan). Rancangan keadaan darurat meliputi contogency, misalnya perlu dicarikan lokasi alternatif jika lokasi semula tidak dapat memfungsikan organisasi.
D.Tahap Pemulihan (Recovery)
1.Penilaian Kerusakan, merupakan penilaian kerusakan awal yang dilanjutkan dengan perkiraan kerusakan secara menyeluruh.
2.Stabilisasi
Teknik dan cara pencegahan kerusakan tergantung jenis dan besar bencana.
a.       Teknik pencegahan dapat dilakukan antara lain:
1.      Mengurangi temperatur dan kelembaban dan memberi sirkulasi udara agar lokasi bencana tidak ditumbuhi jamur sehingga tidak merusak mikrofilm dan magnetic media lainya.
2.      Memindahkan puing
3.      Isolasi barang-barang
4.      Isolasi komputre/ LAN yang terinfeksi virus sehingga tidak menyebar kemana-mana.
5.      Membasmi serangga.
b.      Hal yang perlu diperhatikan dalam memindahkan arsip :
1.      Arsip basah dalam boks, dipindahkan bersama boksnya
2.      Memindahkan arsip bersama tempatnya/filing cabinet
3.      Pisahkan arsip berdasarkan media
4.      Arsip film dan mikrofilm yang basah pindahkan dalam keadaan basah bersama tempat plastiknya namun dengan menggunakan air bersih
5.      Pindahkan yang vital dahulu
6.      Gunakan label yang tahan air
3.Penyelamatan (salvage), harus dilakukan sesuai prosedur. Untuk penyelamatan arsip harus sesuai dengan tipe bencana dan mesia arsip.Beberapa teknik dan prosedur penyelamatan arsip yang dapat dilakukan :
1.      Arsip Kertas
a.       Akibat kebakaran caranya biarkan stabil walaupun menghitam karena terbakar
b.      Akibat air (banjir,pipa bocor, tsunami)
1.Teknik freezing : menempatkan arsip kedalam cold storage untuk menormalkan material kertas dan dapat mengontrol pertumbuhan jamur
2.Vacum drying : menguapkan air pada suhu 32F
3.Air drying : untuk arsip basah dalam jumlah air sedikit
c.       Akibat serangga caranya dengan mengalihkan kedalam bentuk microfilm
d.      Akibat bahan kimia caranya dengan alih media
2.      Microfilm, Negatif film, dan photograph
a.       Akibat air : membiarkan tetap basah dengan mengganti air bersih kemudian dikirim ke laboratorium khusus menanganinya, jika negatif film basah maka masukan dalam plastik dan segera ditangani pihak ahli tidak lebih dari 3 hari.
1.      Media magnetic
a.       Akibat kebakaran :tehnik pemadaman kebakaran untuk arsip magnetic dapat menggunakan karbondioksida, gas balon atau air.
b.      Akibat air : keringkan satu persatu menggunakan tangan kemudian simpan dalam suhu dan temperatur normal selama 48 jam.
4.Restorasi (perbaikan), perlu ada tindakan perbaikan terhadap aset organisasi, baik bangunan dan arsip. Arsip elektronik perlu diduplikasi. Perlu relokasi sementara jika lokasi awal tidak memungkinkan untuk berjalannya organisasi.
5.Memulai Kembali Kegiatan, bila situasi kritis berlalu dan kondisi telah stabil, maka kegiatan organisasi perlu segera dijalankan.Langkah-langkah memulai kembali kegiatan :
a.       Pembersihan gedung
b.      Penempatan kembali perabot
c.       Memilah, mengatur dan mengindeks arsip yang selamat

d.      Penempatan dan penyimpanan arsip yang selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar